Marah adalah salah satu bentuk luapan emosi. Marah pada
hal-hal kecil mungkin biasa, namun berhati-hatilah jika tidak dapat
mengontrolnya. Sebab marah yang tidak terkontrol bisa jadi awal mula dari
depresi.
Untuk mengekspresikan marah, kadang seseorang
berteriak-teriak kepada orang di sekitarnya. Ada pula yang malah
membanting-banting barang. Agar tidak berakibat buruk, amarah harus dikelola.
Dikutip dari huffingtonpost, Rabu (20/3/2013), Robert Leahy,
Ph.D. menjelaskan 5 hal yang harus diperhatikan untuk mengelola amarah.
1. Membedakan sikap marah dengan bermusuhan. Emosi Anda
dalam bentuk marah adalah hal yang mungkin hanya Anda sendiri yang
mengetahuinya. Dalam hal ini Anda dapat memutuskan apa yang ingin Anda
lakukan.
Anda bisa memilih untuk diam, tetapi Anda juga berhak
memilih untuk berteriak-teriak, mengkritik, atau membanting barang sehingga
memperlihatkan kemarahan Anda. Namun, Anda harus bisa membedakan yang mana
amarah dan mana yang justru menunjukkan sikap bermusuhan.
Ketika Anda berteriak atau melempar barang sebenarnya Anda
sedang menunjukkan sikap bermusuhan dan inilah masalahnya. Ingat, Anda tidak
harus menunjukkan apa yang sedang dirasakan.
2. Menyadari untung ruginya menunjukkan sikap bermusuhan.
Tanyakan pada diri Anda sendiri mengenai konsekuensi yang Anda dan orang lain
tanggung akibat sikap Anda. Kehilangan teman, mengecewakan keluarga, atau Anda
dicap buruk karena hal ini. Kemarahan dapat meningkatkan tekanan darah dan
risiko penyakit jantung atau mungkin Anda pernah berpikir bahwa dengan marah
memiliki keuntungan untuk diri sendiri?
3. Menarik diri. Anda dapat menarik diri sekitar satu atau
dua menit untuk berpikir lebih lagi, Anda tidak perlu langsung memberikan
respons ketika menghadapi hal yang membuat marah. Pikirkan
konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung jika Anda bertindak lebih jauh
dan menciptakan permusuhan atau bahkan pulang dengan luka-luka bahkan benjolan
di wajah.
4. Menghindari pikiran-pikiran yang membuat semakin marah.
Anda akan membuat diri sendiri lebih marah ketika menganggap semua hal adalah
'tentang Anda', menafsirkan perilaku orang lain sebagai sebuah kesengajaan yang
dapat memprovokasi, atau melihat ketidaknyamanan yng terjadi adalah sebuah bencana
bagi Anda.
Periksa lagi pikiran tersebut dan bertanyalah pada diri
sendiri apakah hal-hal tersebut layak untuk membuat Anda menjadi marah. Selain
itu sadarilah bahwa tidak mungkin semua orang hidup sesuai dengan apa yang
diharapkan. Jika ada yang tidak sesuai, Anda tidak perlu kesal sendiri tentang
hal itu.
Terkadang seseorang merasa lega jika sudah melampiaskan
marahnya. Tetapi ketahuilah bahwa dampak terburuk dari kemarahan adalah stres.
Padahal stres bisa berbahaya dan dapat menyebabkan selusin penyakit kronis
dalam tubuh manusia.
Jadi hindarilah marah-marah berlebihan demi kesehatan dan
kebahagiaan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar